Bimantoro ... BimBim_02

Bimantoro ... BimBim_02

Rabu, 30 Desember 2009

Citra Produk

SETELAH sedikit memahami tentang bagaimana dan sejauhmana efek iklan bekerja, maka pembahasan kali ini seputar iklan yang berguna untuk mempertahankan atau bahkan memperbaiki citra produk. Mengapa hal itu perlu diperhatikan, sebab citra merupakan salah satu faktor keberhasilan sebuah perusahaan yang ingin memasarkan produknya, baik berupa barang maupun jasa.
Kita tentu masih ingat kasus yang menimpa sebuah produk biskuit, yang pernah menjadi berita besar. Dimana biskuit yang sebenarnya cukup dikenal masyarakat itu, diduga pernah tercemar oleh bahan berbahaya (racun). Bahkan ada sejumlah korban yang harus dilarikan ke rumah sakit, lantaran mengkonsumsi makanan tersebut. Untungnya pemerintah segera melakukan tindakan, supaya dampak yang ditimbulkan tidak makin meluas. Antara lain menghentikan sementara proses produksi di perusahaan pembuat biskuit ini.
Melihat kasus itu, maka setelah sekian tahun lamanya, jelas produsen biskuit yang sempat bermasalah tersebut tidak mendapat kepercayaan konsumen. Karena masyarakat masih takut, jika memakan biskuit ini maka akan keracunan. Upaya yang harus dilakukan, antara lain menerapkan strategi promosi yang lebih intens dibanding sebelumnya. Dengan harapan mampu menumbuhkan kembali kepercayaan konsumen, agar mau mengkonsumsi produk yang dihasilkan. Apabila produsen biskuit tersebut tidak mau berusaha memperbaiki citra produknya, maka lama-kelamaan konsumen akan meninggalkannya. Apalagi belakangan muncul produk sejenis, tentunya dengan kualitas lebih bagus, harga bersaing, kemasan menarik, kandungan mineral atau vitamin yang banyak dan sebagainya.
Terlepas dari contoh di atas, sebenarnya iklan memang dapat dipakai untuk mempertahankan atau memperbaiki citra produk, atau bahkan perusahaan itu sendiri. Tidak hanya sekadar memperkenalkan (launching) produk baru, baik barang maupun jasa. Karena yang melihat citra produk bagus atau tidak bukanlah produsen, tapi justru konsumen atau masyarakat yang menjadi target group (market) produk tersebut. Seandainya sebuah produk baik, maka produsen sudah memiliki satu poin supaya konsumen tertarik membelinya. Kemudian baru pertimbangan harga, perbandingan dengan produk sejenis, manfaat, kemasan dan lain-lain. Namun sebaliknya, jika sebuah produk sudah dicap jelek apalagi “bermasalah,” maka konsumen perlahan-lahan akan menjauhinya. Sehingga jangan kaget jika produk itu tidak laku di pasaran.
Di sisi lain, pemasangan iklan sebuah produk hendaknya disesuaikan dengan media massanya. Misal, produk kecantikan dan alat-alat rumah tangga sangat tepat dimuat di majalah khusus wanita. Namun demikian, media massa cetak lokal pun sebenarnya bisa dipakai, tapi dalam salah satu halamannya harus ada berita yang memuat kehidupan atau tren wanita masa kini. Artinya, segmentasi pasar dengan target group yang ingin dicapai oleh produsen benar-benar tepat sasaran. (Ingin baca artikel tentang marketing dan periklanan lainnya, silakan buka www.arifat.com atau www.multimediaadvertising.blogspot.com)


http://www.perfspot.com/docs/doc.asp?id=45766

Riset Pemasaran

Riset Pemasaran atau Marketing Research adalah kegiatan penelitian dibidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data dan interprestasi hasil penelitian. Kesemuanya ini ditujukan untuk masukan pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan p[engambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran ini dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.
Tujuan Riset Pemasaran:
? Mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara obyektif kenyataan yang ada.
? Bebas dari pengaruh keinginan pribadi ( political biases ). “ Find it and tell if like it is “.
Studi tentang riset pemasaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Riset dasar
dikenal juga sebagai riset murni atau riset fundamental yang bertujuan memperluas batas-batas pengetahuan yang mempunyai kaitan dengan aspek-aspek system pemasaran. Selama ini hanya sedikit perhatian yang dicurahkan terhadap bagaimana pengetahuan tsb digunakan dalam proses manajemen pemasaran.
Riset terapan
bertujuan membantu para manajer mengambil keputusan yang lebih baik. riset terapan ini diarahkan kesituasi organisasi yang spesifik dan pelaksanaannya dibimbing oleh ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam proses pengambilan keputusan.
Proyek riset pemasaran formal dapat dipandang sebagai seperangkat langkah yang disebut proses riset. Untuk melaksanakan proyek riset secara efektif diperlukan antisipasi terhadap seluruh langkah proses riset dan memahami saling ketergantungannya. sembilan langkah-langkah dalam proses riset yaitu :
1. Menetapkan kebutuhan akan informasi
2. menentukan sasaran riset dan kebutuhan akan informasi
3. menentukan sumber data
4. mengembangkan bentuk pengumpulan data
5. merancang sample
6. mengumpulkan data
7. mengolah data
8. menganalisis data
9. menyajikan hasil riset
Ada empat sumber utama dari data pemasaran :
? responden
? situasi analogis
? eksperimentasi
? data sekunder
Setelah sasaran penelitian ditetapkan dan kebutuhan informasi didaftar dengan terinci langkah selanjutnya adalah menentukan dari mana sumber data diperoleh.
Keterangan atau ilustrasi mengenai sesuatu hal bias berbentuk kategori, misalnya : rusak, baik, senang, puas, berhasil, gagal, dsb, atau bias berbentuk bilangan. Kesemuanya ini dinamakan data atau lengkapnya data statistik.
Data menurut bentuknya dapat dikatergorikan sbb:
1. Data yang berbentuk bilangan disebut data kuantitatif, harganya berubah-ubah atau bersifat variable. Dari nilainya, dikenal dua golongan data kuantitatif ialah :
? data diskrit yaitu data dengan variable diskrit
? data kontinu yaitu data dengan variable kontinu
2. data yang dikategorikan menurut lukisan kualitas obyek yang dipelajari adalah data kualitatif. sehingga golongan ini dikenal pula dengan nama atribut. Misalnya: sembuh, rusak, gagal, berhasil, dsb.
Menurut sumbernya data dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu :
1. data intern
adalah data data yang bersumber dari dalam perusahaan. Pengusaha mencatat segala aktivitas perusahaannya sendiri, misalnya: keadaan pegawai, pengeluaran, keadaan barang di gudang, hasil jualan, keadaan produksi pabriknya dan lain-lain aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan itu.
2. data ekstern
adalah data yang bersumber dari luar perusahaan. suber data ekstern mencakup laporan riset komersial, majalah bisnis, laporan industri, laporan pemerintah, dsb.

Data ekstern dapat digolongkan atas dua bagian:
? data ekstern primer atau data primer
data primer merupakan data yang dikeluarkan dan dikumpulkan oleh badan yang sama untuk kebutuhan riset yang sedang berjalan.
? data ekstern sekunder atau data sekunder
data sekunder merupakan data yang sudah dipublikasikan untuk konsumsi umum

http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/manajemen-pemasaran/riset-pemasaran